Senin, 30 April 2012

Guruku Sayang, Guruku Malang

Ku Persembahkan Untukmu Untuk Menyambut Hari Pendidikan
Teacher “Terima kasihku kuucapkan/ pada guruku yang tulus/ kan kuingat selalu nasehat guruku/terima kasihku kuucapkan” (Syair lagu Terima kasih, guruku).Guru merupakan salah satu penopang pendidikan terpenting di sekolah. Mereka lah yang mengajar sekaligus mendidik siswa dari kegelapan menuju terangnya kehidupan. Ketika ada seseorang yang berhasil, maka tidak dapat lepas dari siapa saja yang ikut serta membimbingnya menuju cahaya kesuksesan. Maka sudah menjadi kewajiban anak didiknya untuk menyampaikan rasa terima kasih. Bentuk rasa terima kasih tidak selalu diwujudkan dengan memberi tetapi dapat diwujudkan dengan berbagai hal. Salah satunya adalah dengan ikut memperjuangkan nasib mereka.

Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar “guru”. Cerita tentang nasib guru bukanlah cerita yang membahagiakan dimana mereka dapat tersenyum lebar tetapi justru lebih dekat dengan kesedihan bahkan keputusasaan. Beberapa berita yang pernah kita ketahui melalui media tidak lepas dari rendahnya gaji guru, pemotongan ilegal di daerah-daerah bahkan ada beberapa guru di pelosok daerah yang seringkali menyisihkan gaji mereka bagi siswa yang tidak mampu membayar biaya sekolah.
Sampai saat ini, pembicaraan tentang kemalangan nasib guru tidak akan pernah usai jika kita tidak memberikan alternatif penyelesaian guna mengentaskan nasib kemalangan mereka. Bukankah dunia pendidikan tidak dapat berkembang jika tidak ada guru? Siapakah guru? Banyak orang yang menyebut pekerjaan guru sebagai pekerjaan yang kurang prestigious. Bahkan pekerjaan guru seringkali dijadikan sebagai alternatif akhir dalam menjalani profesi, jika tidak dapat di terima di instansi manapun. Hal ini juga merupakan sebuah refleksi terhadap kualitas guru.
Bagaimana kualitas guru yang ada di sekitar kita. Masih ingatkah kita saat-saat masuk sekolah dan diajarkan berbagai macam pelajaran? Mungkin ingatan kita tidak dapat lepas dari guru yang mengajar kita di dalam kelas terkadang justru mendapati kita malas dan cenderung ogah-ogahan mengikuti pelajaran. Siswa cenderung lebih senang jika kelas kosong dimana guru tidak mengajar atau mungkin hanya meninggalkan tugas.
Sebenarnya ada apa dengan guru ketika mengajar di kelas? Dari beberapa cerita guru, mereka menggambarkan bahwa beban mereka terkadang terlalu berat. Beban tersebut dirasa kurang sebanding dengan perolehan gaji mereka. Beban yang dirasa berat adalah mengajarkan mata pelajaran dengan muatan kurikulum yang kurang mereka kuasai. Di tambah lagi dengan keterbatasan pemahaman mereka akan metode dan teknik mengajar. Beberapa program in-service dan training mungkin sudah banyak digalakkan di sekolah-sekolah. Akan tetapi, hal ini justru dirasa semakin menekan mereka.
Beberapa hal memang perlu kita refleksikan bersama supaya dapat mengubah nasib guru. Salah satu wacana yang berkembang di masyarakat antara lain mengubah pola peningkatan kualitas guru melalui institusi penghasil guru, sistem rekruitmen guru, serta peningkatan kesejahteraan guru. ( N/Sjynto)

Tags :

SIT GAMEEL AKHLAQ

GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL

  • " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
  • " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
  • " Qur'ani " (Cinta Qur'an )

  • : SIT Gameel Akhlaq
  • : Juli 2011
  • : Rawalumbu-Kota Bekasi
  • : [email protected]
  • : +6285817664135