Sabtu, 28 April 2012

Kepala Sekolah Tegas = Kurang Empati ?

Seorang teman yang juga seorang guru bahasa Inggris bercerita kepada saya. Dia mengeluhkan kepala sekolah tempatnya mengajar.  Menurutnya kepala sekolah tersebut kurang punya rasa empati terhadap guru-gurunya. “Kebijakannya terlalu kaku dan sikapnya kurang ramah…”, teman saya menjelaskan. Fenomena pengunduran diri dari beberapa guru pun tetap tidak memberikan perubahan terhadap gaya kepemimpinannya. 
Saya sudah beberapa kali menangani kasus seperti ini di sekolah yang berbeda. Biasanya sikap kepala sekolah tipe ini tak lain karena ingin menjaga wibawa & karismanya di hadapan para guru dan karyawan. 

Menurut saya ini pemahaman keliru yang harus diluruskan. Wibawa dan karisma sejati kombinasi dari ketulusan, keramahan dan ketegasan. Hasil Penelitian menunjukkan keberhasilan sekolah di 13 negara maju dan 16 negara berkembang ditentukan oleh efektifitas kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah mengambil peran penting dalam pencapaian keberhasilan program sekolah. Oleh karenanya persoalan pertama kali yang perlu dibenahi oleh sekolah-sekolah kita adalah mecari pemimpin yang tepat dengan karakter kepemimpin yang kuat. 
Berbagai pendekatan dilakukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Ada yang sangat perhatian & berempati dengan bawahannya hingga tidak ada batasan sehingga hilanglah wibawa & karismanya. Ada juga yang selalu memberi perintah dan hanya perintah, yang melanggar sudah disiapkan Surat Peringatan Satu (SP.1) tanpa pernah menanyakan kendala-kendala apa saja yang dihadapi bawahannya. 
Membenahi kepemimpinan kepala sekolah berarti membenahi kepribadian kepala sekolah itu sendiri. Ia harus banyak memperlajari tipologi manusia, berbagai ragam tipe & karakter manusia. Tidak cukup sampai di situ, ia juga harus mempelajari pendekatan apa yang harus digunakan ke beragam tipe manusia agar bawahan dengan tulus, lapang dan ikhlas menerima dan melaksanakan instruksi/ peran yang diberikan.
Berikutnya adalah masalah ketegasan. Sering kali disalahpahami oleh sebagian orang, tegas bukan berarti galak, pemarah dan senang menghukum atau memberi sanksi. Ketegasan adalah mendudukan sesuatu pada porsinya, mengingatkan bawahan agar senantiasa bekerja sesuai prosedur dan berpikir sistem (menjadi bagian dari sistem yang ada) sehingga memahami bahwa penyimpangan perilakunya berdampak bagi komponen yang lain di sekolah.
Ketegasan merupakan sikap yang selalu dinanti oleh para pegawai. Kepala sekolah yang memiliki ketegasan pasti dicintai oleh guru & karyawan. Dengan sikap tegas yang dimilikinya, ia akan menjamin bahwa setiap program yang dirancang & dilaksanakan tercapai sesuai rencana. Peraturan yang telah dibuat & dilaksanakan akan berjalan sesuai harapan. Iklim kerja & budaya sekolah akan terjamin untuk menjadi penyeimbang harmonisasi pendidikan di sekolah. Jadi banyak keuntungan yang diperoleh warga sekolah dari sifat tegas ini. 
Indisipliner yang dilakukan oleh para guru & karyawan atau fenomena kasus di berbagai sekolah berupa tawuran, pergaulan bebas & perilaku negatif lainnya bila modusnya terjadi berulang kali menandakan kurangnya ketegasan sekolah yang berarti kurang tegasnya kepala sekolah. Jika terjadi pembiaran–pembiaran dari perilaku negatif yang dilakukan oleh guru & karyawan, jangan harap kita dapat mencapai misi mulia mencerdaskan putra-putri bangsa menuju masa depannya yang lebih cerah.
Tidak ada kata terlambat bagi para pendidik yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Teruslah memperkaya wawasan & pemahaman kepemimpinan dengan tetap berusaha membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh insan sekolah demi mewujudkan iklim kerja yang kondusif yang berdampak pada efektifitas dan efisiensi pencapain tujuan pendidikan di sekolah.( Ylnt Fw )

Tags :

SIT GAMEEL AKHLAQ

GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL

  • " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
  • " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
  • " Qur'ani " (Cinta Qur'an )

  • : SIT Gameel Akhlaq
  • : Juli 2011
  • : Rawalumbu-Kota Bekasi
  • : [email protected]
  • : +6285817664135