Senin, 21 Mei 2012

Mendidik Remaja Manusia Dengan Hikmah

 Oleh : Agung Nursidik, S.Pd

Pembahasan kali ini sebenarnya  adalah lanjutan  dari materi yang lalu yaitu “ SEKOLAH YANG COCOK UNTUK MANUSIANYA SMP “. Nah setelah kita mengetahui tentang perkembangan anak remaja pada pembahasan yang lalu, kali ini kita lanjutkan materi kita yaitu bagaimana sih cara mendidik remaja dengan sentuhan hati. Di sini penulis hanya akan membahas lebih kepada prosesnya, karena sesungguhnya tujuannya yang utama sebenarnya kita sebagai orangtua/guru adalah sama yaitu agar anak remaja kita menjadi remaja yang memiliki akhlaqul karimah.
                Kebanyakan dari kita sudah sering mencoba beberapa cara agar anak kita mau kita arahkan ke arah yang baik yaitu selalu menjalankan nilai – nilai islam dalam kehidupan sehari – harinya. Namun karena kita tidak memiliki cara yang benar dalam proses mendidiknya maka yang kita dapatkan bukannya mereka menjadi remaja yang baik, tetapi malah mereka seolah – olah menjadi remaja yang hidup dalam kekangan aturan yang   membatasi kebebasan mereka. Ingat...remaja sudah mulai paham tentang masalah hukum dan keadilan. Mereka akan mencari atau mempertanyakan masalah keadilan jika mereka merasa terdzolimi. Kita sebagai orangtua memang selalu memiliki niat dan keinginan yang baik buat anak remajanya tetapi yang menjadi pertanyaan adalah “ APAKAH CARANYA SUDAH BENAR ?”. Kalau niatnya benar tetapi caranya salah maka yang terjadi adalah energi kita akan habis terkuras  dengan sia – sia. Baiklah, sekarang kita langsung saja ke intinya, BAGAIMANA SIH CARA JITU MEMPENGARUHI ANAK USIA REMAJA TANPA HARUS MENDZOLIMI MEREKA? Yang pertama adalah :
1. Dimulai dari kita dahulu sebagai orangtua/guru : disini peran kita sebelum mengajarkan/menanamkan sebuah nilai kebaikan kepada anak remaja adalah dimulai dari kita yang menjalankannya terlebih dahulu. Salah satu contoh adalah ketika kita menginginkan anak kita agar selalu shalat tepat waktu, maka kita sebagai orang tua harus selalu tepat waktu dalam menjalankan shalat, maka adil kan...sehingga mereka tidak bertanya masalah keadilan “ tuh...gurunya aja shalatnya nggak tepat waktu, ngapain kita shalatnya tepat wakt!.” Karena jika selalu mendidik/menanamkan nilai kebaikan kepada mereka tetapi kita sendiri belum menjalankannya maka yang terjadi adalah pertanggungjawaban yang besar di sisi Allah SWT, seperti dalam Al – Qur’an surat Ash-shaf ayat

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.  ( QS. Ash-Shaf : 2 -3 )

2.    Libatkan mereka dengan tauladan kita : maksudnya adalah ketika kita sudah istiqomah dengan amal kebaikan yang sudah kita lakukan, selanjutnya adalah terangkan sejalas – jelasnya kepada mereka apa sih tujuan kita melakukan  hal ini atau itu, apa sih dampaknya buat kita, dan apa konsekwensinya jika kita tidak melakukan hal ini atau itu. Kemudian setelah itu lakukanlah kegiatan tersebut  secara bersama – sama dengan mereka, dalam hal ini orangtua/guru harus selalu terlibat. Jadikanlah tauladan dan hikmah ( pengajaran yang baik ) selalu melekat dalam kehidupan sehari – hari.
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS. An-Nahl : 125 )

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

3.    Harus Selalu Mengingatkan : Inilah gunanya kita saling menasihati antara orangtua/guru dengan anak remaja. Karena kita sebagai manusia terkadang mengalami pasang surut keimanan, terkadang lalai atau lupa, terkadang turun semangat atau hilaf. Dalam hal ini yang lebih penting adalah saling menasehati/mengingatkan dengan bahasa yang santun. Mengapa hal ini harus kita lakukan agar anak usia remaja merasa nyaman dengan aturan yang disepakati bersama, karena mereka diberi wewenang untuk ikut terlibat di dalamnya.
4.   Saling mendoakan : inilah sebuah kekuatan yang akan mengantarkan sebuah proses yang sudah kita lakukan terus – menerus akan selalu terjaga lingkungannya, apakah kekuatan itu ? tidak lain dan tidak bukan adalah DOA. Dengan doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT  diwaktu malam – malam yang sunyi pasti akan dikabulkan. Sesuatu yang baik adalah jika orangtua/guru mendoakan mereka menjadi anak remaja yang sholeh dan sholehah. Dan sesuatu yang baik pula jika anak sholeh dan sholehah mendo’akan orangtua/gurunya. Apalagi jika doa tersebut dilakukan dengan waktu yang sama dan kalimat yang sama, maka kekuatan doa akan semakin DAHSYAT ( baca 7 keajaiban rejeki )
5.    Jagalah Keistiqomahan : Jika lingkungan/kultur kebaikan sudah mulai tertanam yang harus terus kita lakukan adalah selalu istiqomah dan  mengembangkannya dengan menambah kebaikan – kebaikan yang lain.

Wallahu Alam ...


Tags :

SIT GAMEEL AKHLAQ

GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL

  • " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
  • " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
  • " Qur'ani " (Cinta Qur'an )

  • : SIT Gameel Akhlaq
  • : Juli 2011
  • : Rawalumbu-Kota Bekasi
  • : [email protected]
  • : +6285817664135