Tuhan, Aku Ingin Berubah!
ODOJ sudah kudengar dan sering ku baca dari media online. Saat itu, mata ini tak pernah tertarik sedikitpun untuk mencari tahu bahkan memaca fanpage atau kisah-kisah yang menceritakan kenikmatan berODOJ melalui facebook.
Mata ini lebih tertarik stalking status teman-teman dan
kawan-kawan bahkan sampai doi yang sedang diincar. Astagfirullah. . . saat mengenal kata ODOJ, sempat aneh dan acuh. Aku
mengenal kata ODOJ pertama kali dari status seorang ikhwan yang aku kenal di
kampus. Dia adalah ketua umum LDK angkatan 2012-2013. Itupun hanya sekilas tahu
bahwa ODOJ itu merupakan suatu wadah atau komunitas yang mewajibkan anggotanya
membaca Al Qur’an 1juz dalam satu hari. Tak ada curiosity dalam benakku untuk menyelami ODOJ lebih dalam.
Saat itu, jilbab
dan pakaian memang mulai syar’i. berawal karena keterpaksaan mengenakan jilbab
dan pakaian syar’i dan akhirnya menjadi jati diri. Walau tak jarang, diri
bagaikan kapal yang berlayar dilautan samudra tanpa tahu pelabuhan mana yang
akan kutuju. Tak jarang pula, berkali-kali berniat mengikuti trend anak muda.
Namun, lagi dan lagi Allah menyayangiku, menuntunku dan slalu menerima ku lagi
dan lagi dalam setiap perjalanan hidupku. Pencarian jati diri kujalani bukan
hanya saat masa SMP atau SMA, tapi aku selalu menjalaninya sampai kuliah.
Berubah-ubah style berpakaian dari mulai tomboy dan pakaian yang ngetatpun
pernah kulalui. Bahkan, sampai semester 3, aku masih berani menampakkan rambut
kepada teman lelaki. Bagiku, saat itu, berboncengan dengan lelaki merupakan
kewajaran dan bahkan kuwajarkan diri untuk berpacran.
Suatu hari, aku
bertemu dengan orang-orang yang hebat dalam memegang teguh panji islam dan
tentunya mereka berpakaian syar’i. Mereka adalah inspirator dalam perubahan
besar hidupku. Bagaimana tidak, mereka telah membuat diriku yang tomboy dan tak
malu bermaksiat menjadi taubat untuk memakai pakaian syar’I dan mengambil
keputusan untuk tidak berpacaran. Yak, mereka adalah sahabat-sahabat hebat yang
Allah kirimkan. Sahabat LDK Al-Ukhuwah, kak Ayie yang anggun nan penyabar
lulusan UGM fakultas Hukum, Mutiara Dara yang cantik jelita dan teman bersepeda
saat di Pare yang berkuliah di Fakultas kedokteran UNPAR, dek Athiyallah yang
sekarang melanjutkan study di negeri Jiran, Miss Iis yang tak lelah
membangunkan kami (Penghuni LOGICO) pada saat shalat shubuh yang sedang
menyelesaikan program Magisternya di UGM, dan semua sahabat yang pernah kutemui
yang tak bisa kusebutkan namanya. Terima kasih telah memberiku warna dalam
hidup, sehingga pelangiku utuh dan indah.
Apakah diriku
langsung menjadi muslimah sejati setelah semester 3 saat memutuskan berhijab
syar’i dan tidak berpacaran? Nyatanya perjalanan hidupku dan pencarian diriku
tidak berhenti sampai disitu. Pakaian syar’iku belum bisa membuatku malu untuk
bermaksiat dan merubahku menjadi taqwa. Oh mengapa? Bayangkan saja, diriku
belum menyanggupi tilawah 1 helai setiap harinya, masih berboncengan dengan
lawan jenis, masih sering SMSan dan chatting hingga larut malam bersama lawan
jenis dan belum bisa meredam emosi saat marah. Ironis bukan? Sosok yang telah
memakai jilbab syar’i masih melakukan kegiatan yang tak mencerminkan hati yang
suci. Tapi, aku bersyukur pada Illahi karena telah memberiku pelajaran yang
teramat berharga dalam catatan sejarah hidupku.
Suatu hari,
ketika diriku baru memulai kembali perjalanan liqo ku dengan murobi baruku. Ya
baru beberapa bulan saja mengikuti liqo bersama Umi Diana, beliau tiba-tiba
mengajakku untuk bergabung bersama Group ODOJ. Beliau hanya berkata, “Carryla,
ada whatsapp ya? Gabung di ODOJ yuk!” tegasnya. Diriku hanya tersenyum dan
mesem-mesem dan entah mengapa hati memerintahkan otak untuk menjawab ia. Bukan
karena aku rajin tilawah atau sudah bertilawah 1 juz perhari, tapi mungkin ada
rasa segan karena murobi ku langsung yang mengajakku. Tak pernah terbayang,
bagaimana aku melalui hari demi hari dengan menyelesaikan 1 juz perhari
sedangkan diriku sendiri tak terbiasa dengan tilawah 1 helaipun. Namun, hatiku
berkata “cobalah, cobalah! Life is
process. Do it now!, I can”. Dengan keyakinan yang kuat walau sejujurnya
tilawah 1 helaipun dalam sehari aku tak pernah kecuali bulan ramadhan. Itupun
karena sejak SD guru ngajiku di pesantren selalu mengiming-imingi kami
santrinya dengan bayaran uang bagi siapa yang bisa menamatkan 1 Al Qur’an
selama bulan ramadhan. Karena terbiasa mengkhatamkan Al Qur’an hanya dibulan
ramadhan saja, kebiasaan itupun terbawa sampai besar dan kuliah. Aku hanya
tilawah saat bulan ramadhan tiba atau malam jum’at.
Pada akhir
November dan kira-kira awal desember 2013, aku resmi bergabung dengan ODOJ
group 112 dengan admin Mba Dian yang berdomisili di Bandung. Entah mengapa,
adrenalinku untuk tilawah meningkat drastis. Tadinya, aku tak terbiasa mengaji
1 ayatpun setiap harinya. Setelah berODOJ, aku menjadi ketagihan untuk
bertilawah satu juz dalam sehari. Alhamdulillah. Kuundang para sahabat yang
memiliki whatsapp untuk bergabung dengan ODOJ, dengan gaya retorika yang telah
kudapat selama kurang lebih 7 tahun saat berorganisasi. Banyak para sahabat
yang kudaftarkan melalui Mba Dian, sehingga akhirnya Mba Dian menawarkanku
untuk menjadi admin ODOJ.
Tawaran itu pun
aku terima dengan senang hati, walaupun aku sadar bahwa diriku ini masih harus
banyak belajar dan jauh dari sempurna. Tapi hatiku selalu meyakini bahwa hidup
ini harus berproses, berubah menuju tingkatan yang lebih baik dan terus berubah
meneguhkan keimanan menetapkan langkah menuju Illahi. Hanya itu yang kuyakini.
Group 632 yang pertama kupegang, yang pada saat awal berdiri didominasi oleh
member yang berdomisili di daerah Serang. Hari demi hari kujalani dengan
berODOJ dan menjadi admin. Banyak perubahan dan kemudahan yang kudapat saat
menjalankan aktifitas berODOJ. Semua itu kunikmati dan kulalui dengan senang
hati.
Beberapa bulan
kemudian, aku membuka group baru di BBM. Alasan mendasar pada saat itu adalah “Allah has given me many things in my life”
termasuk BB baru, yang harus kusyukuri dengan memaksimalkan fungsinya. Group
1058 yang kupegang kedua di grup BBM. Banyak kendala yang kulalui saat berODOJ.
Seperti, keluarga besar ayah yang berdomisili di Cikarang yang mayoritasnya
Non-Muslim mencemoohku karena aku terlalu sering mantengin 2 HP, dan mengurangi
interaksi dengan ponakan yang ingin bermain denganku. Nasihat dan anggapan
buruk tentang main HP gak karuanpun kudapatkan. Namun kusabar menjalani, dan
tetap mencoba menjelaskan. Masalah terbesar yang pernah kualami adalah HP BBku
rusak dan harus diganti IC Powernya dengan biaya yang cukup fantastic. Namun
semua kusyukuri saja, hingga akhirnya group 1058 dipindahkan ke Whatsapp.
Menajdi admin
merupakan tantangan terbesar dalam hidupku yang pernah kudapatkan. Adrenalinnya
berbeda dengan aku menjadi ketua sebuah organisasi dulu saat SMP atau SMA.
Mengapa demikian? Bayangkan saja, aku harus menyemangati dan mengontrol 60
orang. Tak mungkin aku memberikan semangat dengan stamina mengendor dan tak
memberikan contoh. Member silih berganti dan keluar masuk terkadang membuatku
sering berniat untuk mengundurkan diri menjadi admin. Hal ini dikarenakan aku
merasa tak pantas dan bukan sosok admin yang islami banget. Namun, lagi-lagi
Allah menuntun langkahku. Aku mengurungkan niatku karena ku tahu, inilah
satu-satunya jalan yang bisa kulalui untuk berada di jalan dakwah yang Allah
cintai. Ku berharap, dengan ini semua ku bisa menjadi insane dan muslimah yang
lebih baik.
Semua yang
kulalui ini merupakan hadiah terindah yang Allah berikan. Hadiah dari sang Maha
Penguasa yang tak pernah lelah menuntun jalanku hingga sejauh ini. Pelabuhan
yang tak pernah kupikirkan sebelumnya, tepian ternyaman yang pernah kutemui, dengan
jalan tarbiyah yang terus menuntunku menapaki kehidupan dan memperdalam ajaran
Allah dengan murobi yang sangat memahami karakterku. Umi Diana, jazakumullah for everything You’ve given to me,
semoga Allah membalasmu dengan balasan yang jauh lebih baik.
Aku tak pernah
menyesal telah bergabung dengan ODOJ, tak pernah menyesal telah menghabiskan
banyak waktu untuk menjadi admin. Setelah bergabung di ODOJ, aku menjadi muslimah
yang jauh lebih tenang dalam menghadapi masalah kehidupan, banyak mengucap
syukur, banyak teman dari berbagai daerah, lebih damai dan legowo menerima
semua cobaan. Lebih bisa memahami masalah dari semua sudut pandang dan setelah
berODOJ kenikmatan beribadah aku dapatkan dengan cara yang tak pernah aku
pikirkan. Alhamdulillah, Alhamdulillah ya Allah yang telah terus menuntun
langkahku ke jalan yang lebih terang.
Tuhan, Aku ingin
terus berubah. Perubahan yang membuat diriku lebih bermanfaat, lebih baik,
lebih ikhsan dan istiqomah dalam menjalankan ajaran agama Mu. Tuhan, aku ingin
berubah. Aku hanya manusia yang mudah berubah lagi dalam sekejap. Tuhan, aku
ingin berubah dan ku bertahan dalam perubahanku. Perubahan yang terus membawa
langkahku menuju Jannah Mu, perubahan yang mempertemukanku dengan imam pilihan
Mu, perubahan yang membawaku bertemu dengan Mu di Jannah Mu. Bimbinglah aku dan
seluruh ODOJers untuk tetap istiqomah dan meneguhkan harapan di hati. Karena
harapan tak akan pernah mati di hati dan terus menyala terang selama manusia
bernyawa. Maka, teguhkanlah harapanku dan semua kaum muslimin untuk mengarungi
lautan kehidupan menuju pelabuhan Jannah Mu dengan ketaatan dan kebaikan.
Aamiin. (terinspirasi dari lagu berubah-edcoustic).
“Allah
tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya”
Q.s
Al-Baqarah: 286”.
Tags : Guru
SIT GAMEEL AKHLAQ
GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL
- " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
- " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
- " Qur'ani " (Cinta Qur'an )
- : SIT Gameel Akhlaq
- : Juli 2011
- : Rawalumbu-Kota Bekasi
- : [email protected]
- : +6285817664135