Ujian Anak Laki - Laki
Sahabat Ummi, punya anak merupakan dambaan setiap orangtua. Tapi banyak yang melupakan bahwa anak juga bisa menjadi ujian. Berikut ini Beberapa Ujian Punya Anak Laki-laki.Orangtua perlu memahami perbedaan karakteristik anak laki-laki sehingga tidak dengan mudah menghakimi anak laki-lakinya nakal, bandel, sulit diatur, dan lain sebagainya.
Inilah ujian orangtua yang memiliki anak laki-laki, semoga orangtua bisa menikmati ujian ini dan menjadikannya hal yang patut disyukuri:
1. Anak laki-laki memiliki kemampuan motorik yang lebih kuat.
Mereka bisa memanjat, berlari, melompat, dan beraktivitas terus-terusan seolah tak pernah kehabisan energi.
Orangtua tak perlu banyak melarang apalagi terus-terusan menyuruh putranya untuk diam dan tinggal di dalam rumah. "Aduh, anak laki-laki saya baduuung, tiap hari kerjanya maiiin terus, nggak mau disuruh diem!" Itu bukan karena dia badung Bunda, melainkan karena putra kita memerlukan aktivitas yang banyak.
Pastikan mereka menyalurkan energinya yang begitu besar dengan cara bermain, bersama teman-teman yang baik, sehingga begitu mereka memiliki waktu untuk duduk manis, mereka akan melakukannya karena kebutuhan untuk menguras energinya telah diberikan oleh orangtua.
Banyak orangtua yang membelikan game agar anak laki-lakinya tenang. Padahal bermain sepak bola atau layang-layang serta permaina outdoor lainnya akan lebih menyehatkan fisik dan jiwanya.
2. Anak laki-laki lebih menyukai permainan yang agresif, penuh tantangan bahkan menjurus bahaya
Oleh sebab itu anak laki-laki terkadang suka melempar mainannya, adu fisik, serta bermain kasar, dan tertarik bermain dengan kelompok yang lebih besar dan aktif.
"Ya ampuun Nak, jangan main pukul-pukulan, berbahaya!"
Coba beri wadah untuk ia bebas bermain kasar, misalnya buatkan sasak tinju, dia tak boleh meninju orang lain tapi boleh meninju guling yang digantung di depan pintu kamar.
Atau, daftarkan ia mengikuti silat, kungfu, atau bela diri lainnya sehingga ia memiliki kanal menyalurkan agresivitasnya.
3. Secara kesehatan, anak laki-laki lebih besar resiko mengidap hernia karena adanya rongga di daerah selangkangan akibat turunnya buah pelir, hal ini terjadi ketika bayi masih di dalam rahim.
Demikian juga penyakit asma yang bisa terlihat sejak masih kanak-kanak. Beda dengan anak perempuan yang biasanya baru terlihat asmanya setelah remaja.
4. Anak laki-laki juga cenderung ingin selalu menjadi objek perhatian. Dia akan selalu melakukan aktivitas agar orang lain memperhatikannya.
Ketika Bunda membersihkan rumah, dia akan ikut-ikutan 'merecoki' agar diperhatikan. Ada baiknya jika ia diberikan tugas rumah agar ikut belajar bertanggungjawab.
Tidak ada salahnya mengajari anak laki-laki kita menyapu, mengepel, mencuci piring, bahkan mencuci dan menyetrika baju.
5. Dari segi psikologis, anak laki-laki cenderung lebih terbuka. Si kecil akan sering bertanya pada ibu dan ayahnya tentang apa saja yang dilihat di sekelilingnya.
Maka tak perlu merasa anak kita berisik dan rewel, karena secara alamiah ia akan melakukannya. Semakin orangtua membentaknya untuk diam, anak akan kehilangan kreativitas dan keberaniannya untuk terbuka.
6. Anak laki-laki memerlukan panutan pria yang baik dalam hidupnya, terutama sosok ayah
Meski banyak ayah yang tak patut menjadi sosok panutan, namun setiap anak laki-laki membutuhkan sosok laki-laki dewasa yang baik untuk ditirunya.
7. Anak laki-laki seringkali diajarkan oleh lingkungan sosial untuk tidak menunjukkan emosi mereka. Seringkali anak laki-laki mencoba menahan emosi mereka yang sebenarnya dapat berdampak buruk bagi mereka.
"Anak laki-laki tidak boleh menangis yaa! Itu namanya cengeng!" Padahal tentu saja anak laki-laki pun bisa merasa sedih dan meneteskan air mata.
Orangtua perlu memberi arahan bagaimana cara menunjukkan emosi yang baik, jangan sampai putra kita selalu menahan emosinya di dalam dan akhirnya ia tumbuh dengan emosi yang tidak stabil.
Setiap orangtua perlu mengingat bahwa anak laki-laki atau perempuan keduanya merupakan titipan Allah, bukan milik kita. Dengan mengingat hal ini, in syaa Allah kita akan terjauh dari perbuatan dzolim pada anak.
Karena anak adalah titipan Allah, semoga Allah menjadikan kita orangtua yang mampu mendidik anak dengan baik dan sesuai fitrahnya. Aamiin.
Foto ilustrasi: google
Artikel ini bermanfaat berbagi dengan sahabat Anda
Tags : SDIT Berita
SIT GAMEEL AKHLAQ
GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL
- " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
- " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
- " Qur'ani " (Cinta Qur'an )
- : SIT Gameel Akhlaq
- : Juli 2011
- : Rawalumbu-Kota Bekasi
- : [email protected]
- : +6285817664135