Menjadi Pemimpin Karismatik
Seorang kepala sekolah SMP di Jakarta meminta waktu untuk berkonsultasi tentang masalah pekerjaannya dengan saya. Ia mengeluhkan guru dan karyawan yang sepertinya sudah tidak respek lagi terhadapnya. Beberapa guru datang terlambat dan sering kali pulang sebelum waktu belajar usai, ditambah lagi dengan perilaku lain yang mengabaikan peraturan. Bila diberikan tugas, tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Sikapnya terhadap pimpinan juga kurang sopan. Hasilnya ia mengaku sudah kehilangan separuh kepercayaan dirinya.
Hasil curhat ini membawa saya kepada sebuah kesimpulan bahwa persoalan yang sebenarnya adalah kemampuan manajerial yang kurang mumpuni dari kepala sekolah itu sendiri.
Kepala sekolah memiliki tugas yang cukup berat. Ia harus dapat memberdayakan segenap potensi sumber daya sekolah untuk pencapaian tujuan sekolah. Banyak kepala sekolah yang memenuhi persyaratan sebagai kepala sekolah baik dari aspek administrasi pendidikan, masa kerja dll, namun tetap saja sering kali kewalahan juga saat berhadapan dengan guru/ karyawan tertentu.
Hal yang perlu dipahami oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah bahwa ia sedang berhadapan dengan para manusia yang memiliki karakter dan pribadi yang beragam. Tugas kepala sekolah untuk mengelola dan memberdayakan mereka sesuai dengan potensinya masing-masing untuk pencapaian tujuan sekolah.
Kepala sekolah harus mampu memindahkan pikiran bawahannya dari paradigma berpikir sederhana menjadi lebih modern, pikiran yang tidak efisien menjadi efisien, tidak efektif menjadi efektif. Merubah pikiran dan pemahaman inilah yang tampaknya menjadi tantangan yang lumayan berat bagi para kepsek. Kalau tidak memahami ilmunya, hal ini akan menjadi kendala terdepan kepala sekolah di mana saja dan kapan saja.
Kepala sekolah harus memahami dengan baik teori-teori kepemimpinan. Karena inti dari seorang pemimpin adalah kemampuan untuk menggerakkan orang lain melalui pendekatan yang tepat untuk pencapaian tujuan.
Ada empat pendekatan yang dapat dilakukan:
Pendekatan tugas. Seorang pemimpin harus jelas, lugas dan tegas dalam memberikan tugas disertai penjelasan yang sederhana/ mudah dipahami oleh guru dan karyawan. Tidak ada manusia mana pun yang senang mendapatkan tugas tanpa kejelasan.
Pendekatan hubungan personal. Sekali lagi, hal yang perlu dipahami kepala sekolah adalah ia berhadapan dengan manusia alias makhluk hidup yang senang disapa, senang disenyumi, senang ditanyakan kabarnya, kabar keluarganya, dihargai prestasi dan kemajuan-kemajuan hidupnya yang lain.
Pendekatan tugas. Seorang pemimpin harus jelas, lugas dan tegas dalam memberikan tugas disertai penjelasan yang sederhana/ mudah dipahami oleh guru dan karyawan. Tidak ada manusia mana pun yang senang mendapatkan tugas tanpa kejelasan.
Pendekatan hubungan personal. Sekali lagi, hal yang perlu dipahami kepala sekolah adalah ia berhadapan dengan manusia alias makhluk hidup yang senang disapa, senang disenyumi, senang ditanyakan kabarnya, kabar keluarganya, dihargai prestasi dan kemajuan-kemajuan hidupnya yang lain.
Kita harus bergembira bersama, senang bersama, tertawa bersama, bangun hubungan yang hangat dan harmonis dengan guru dan karyawan, tentunya atas dasar keimanan dan ketulusan. Hal ini sering luput oleh kita. Kita banyak memberikan tugas, tapi kita abaikan mereka sebagai manusia.
Pendekatan karir. Kita lupa bahwa setiap individu di mana pun ia tinggal dan bekerja, ia pasti memiliki harapan dan keinginan. Para guru dan karyawan juga sama. Ada yang ingin sekolah lagi ke jenjang yang lebih tinggi, ada yang ingin segera menikah, ingin beli rumah atau kendaraan, ingin naik haji dll.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat melihat dan membaca harapan dan keinginan guru/ karyawannya. Ia berusaha memenuhi harapan dan keinginan mereka.
Pendekatan partisipatif. Umumnya guru merasa senang bila dalam melaksanakan tugasnya ia tidak di tinggal sendirian. Ia akan lebih termotivasi bila ada proses pendampingan oleh pemimpinnya. Perasaan kebersamaan ini yang membuat para guru dan karyawan tidak merasa sekedar menjadi pesuruh melainkan usaha bersama dalam mencapai visi dengan pembagian peran yang ada.
Tags : Guru
SIT GAMEEL AKHLAQ
GAMEEL AKHLAQ ISLAMIC SCHOOL
- " Cerdas " ( Selalu berprestasi )
- " Berkarakter " ( Akhlaq yang baik )
- " Qur'ani " (Cinta Qur'an )
- : SIT Gameel Akhlaq
- : Juli 2011
- : Rawalumbu-Kota Bekasi
- : [email protected]
- : +6285817664135